Program PLN Bersih sedang bergulir cepat
di PLN Pusat dan unit-unit. Bahkan kini mulai masuk ke anak perusahaan.
Berbagai sistem dan prosedur dibuat untuk mensukseskan program ini. Hal
itu penting dan perlu agar program ini bisa berkelanjutan sehingga perlu
pendekatan sistem. Selain itu, dari sisi lain kita bisa juga
menghampiri program ini dari pendekatan budaya, sebagaimana
yang mengemuka saat Bincang Pagi bareng Direksi jelang akhir minggu lalu.
yang mengemuka saat Bincang Pagi bareng Direksi jelang akhir minggu lalu.
“Saya punya pemikiran gerakan PLN Bersih
ini bisa juga didekati sebagai gerakan budaya. Mulai saja dari diri kita
masing-masing. Mulai dari individu. Mulai dari sekarang. Tidak perlu
menunggu aturan ini dan itu. Toh kita semua sebagai pegawai PLN memiliki
kewenangan masing-masing. Kita punya otoritas dan kita punya sesuatu
yang bisa kita lakukan. Kita berbuat baik karena sebagai manusia beradab
kita ingin berbuat baik. Itulah kontribusi kita sebagai manusia untuk
peradaban kita”. Demikian disampaikan oleh Direktur Perencanaan dan
Pembinaan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsuddin pada acara Bincang Pagi Bareng
Direksi di PLN Pusat, Jum’at 7 Maret lalu.
Murtaqi menjelaskan kenapa di
negara-negara lain bisa lebih maju? “Itu diantaranya karena ditopang
oleh individu-individu yang jujur dan berbuat baik. Kalau ada orang
menemukan barang di bus, barang itu tidak diambil tapi akan diserahkan
ke bagian ‘lost and found” di terminal berikutnya” katanya. Perilaku
seperti ini juga harus kita tanamkan ke diri dan lingkungan kita.
Murtaqi menyampaikan hal itu saat
menanggapi pertanyaan peserta bincang pagi tentang dari mana sebaiknya
dimulai pelaksanaan program PLN Bersih. “Cita-cita PLN Bersih itu
sejalan dengan cita-cita yang lebih besar yaitu Indonesia yang Bersih.
Karena itu mari kita jadikan perusahaan ini bersih untuk menuju
Indonesia yang bersih” lanjutnya.
Sejalan dengan hal tersebut, saat
workshop PLN Bersih akhir November 2013 lalu di Bandung, pembicara dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nanang Farid Syam dengan tegas
mengatakan bahwa integrity is no rule. Berilaku berintegritas itu tidak
terkait aturan. Jika kita berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu
karena ada aturan maka kita belum masuk kategori berintegritas.
Budaya adalah sesuatu yang baik-baik
saja. Menurut Wikipedia budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Pada saat praktek mengajar di Training of Trainer (ToT)
Pembekalan Pelopor PLN Bersih di PLN Pusdiklat akhir Februari 2014 lalu
seorang peserta mengatakan “budaya korupsi tumbuh subur di negara kita”.
Peserta lain angkat tangan dan menyampaikan keberatan soal istilah
“budaya korupsi”. Betul sekali. Korupsi itu memang bukan budaya dan
perilaku korupsi sangat jauh dari budaya.
Pendekatan budaya ini tentu tidak mengesampingkan pendekatan system yang sedang dilakukan.
Selengkapnya video paparan DIR(REN) dapat dilihat pada tautan berikut
http://bit.ly/1lMYNsdhttp://plnbersih.com/blog/2014/03/11/pendekatan-budaya-dalam-program-pln-bersih/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar