Sabtu, 29 Maret 2014

Pendekatan Budaya Dalam Program PLN Bersih

Program PLN Bersih sedang bergulir cepat di PLN Pusat dan unit-unit. Bahkan kini mulai masuk ke anak perusahaan. Berbagai sistem dan prosedur dibuat untuk mensukseskan program ini. Hal itu penting dan perlu agar program ini bisa berkelanjutan sehingga perlu pendekatan sistem. Selain itu, dari sisi lain kita bisa juga menghampiri program ini dari pendekatan budaya, sebagaimana
yang mengemuka saat Bincang Pagi bareng Direksi jelang akhir minggu lalu.
Direktur Perencanaan & Pembinaan Afiliasi PLN, Murtaqi Syamsuddin
Direktur Perencanaan & Pembinaan Afiliasi PLN, Murtaqi Syamsuddin

“Saya punya pemikiran gerakan PLN Bersih ini bisa juga didekati sebagai gerakan budaya. Mulai saja dari diri kita masing-masing. Mulai dari individu. Mulai dari sekarang. Tidak perlu menunggu aturan ini dan itu. Toh kita semua sebagai pegawai PLN memiliki kewenangan masing-masing. Kita punya otoritas dan kita punya sesuatu yang bisa kita lakukan. Kita berbuat baik karena sebagai manusia beradab kita ingin berbuat baik. Itulah kontribusi kita sebagai manusia untuk peradaban kita”. Demikian disampaikan oleh Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsuddin pada acara Bincang Pagi Bareng Direksi di PLN Pusat, Jum’at 7 Maret lalu.
Murtaqi menjelaskan kenapa di negara-negara lain bisa lebih maju? “Itu diantaranya karena ditopang oleh individu-individu yang jujur dan berbuat baik. Kalau ada orang menemukan barang di bus, barang itu tidak diambil tapi akan diserahkan ke bagian ‘lost and found” di terminal berikutnya” katanya. Perilaku seperti ini juga harus kita tanamkan ke diri dan lingkungan kita.
Murtaqi menyampaikan hal itu saat menanggapi pertanyaan peserta bincang pagi tentang dari mana sebaiknya dimulai pelaksanaan program PLN Bersih. “Cita-cita PLN Bersih itu sejalan dengan cita-cita yang lebih besar yaitu Indonesia yang Bersih. Karena itu mari kita jadikan perusahaan ini bersih untuk menuju Indonesia yang bersih” lanjutnya.
Sejalan dengan hal tersebut, saat workshop PLN Bersih akhir November 2013 lalu di Bandung, pembicara dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nanang Farid Syam dengan tegas mengatakan bahwa integrity is no rule. Berilaku berintegritas itu tidak terkait aturan. Jika kita berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu karena ada aturan maka kita belum masuk kategori berintegritas.
Budaya adalah sesuatu yang baik-baik saja. Menurut Wikipedia budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Pada saat praktek mengajar di Training of Trainer (ToT) Pembekalan Pelopor PLN Bersih di PLN Pusdiklat akhir Februari 2014 lalu seorang peserta mengatakan “budaya korupsi tumbuh subur di negara kita”. Peserta lain angkat tangan dan menyampaikan keberatan soal istilah “budaya korupsi”. Betul sekali. Korupsi itu memang bukan budaya dan perilaku korupsi sangat jauh dari budaya.
Pendekatan budaya ini tentu tidak mengesampingkan pendekatan system yang sedang dilakukan.
Selengkapnya video paparan DIR(REN) dapat dilihat pada tautan berikut
http://bit.ly/1lMYNsd
http://plnbersih.com/blog/2014/03/11/pendekatan-budaya-dalam-program-pln-bersih/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar